Puisi
"Bunga Bangsa Yang Abadi" Karya Dini Rosyada Mahmud Sumber gambar: Google Para petani desa. Mengais nasi dari padi yang dicekik. Penjajah memeras hasil Ibu Pertiwi. Merampas tanah yang mereka hidupkan. Penjajah tidak setenang air. Penjajah tidak seteduh pohon. Penjajah tidak seramah tanah. 350 tahun Nederland mencengkram Ibu Pertiwi. Duarr.. Duarr.. Duarr. Dengan hati penuh ambisi menguasai. Penjajah menggugurkan para Bunga Bangsa. Darah menggenang di tanah Ibu Pertiwi. Namun.. Semangat tetap menggelora. Di dalam diri Bunga Bangsa sebutan Pahlawanku. Bersenjata bambu runcing, keris, dan doa. Melawan para penjajah bersenjata lengkap. Kini 76 tahun Ibu Pertiwi merdeka. Tanah ini penuh darah dan keringat perjuangan. Pahlawan tidak akan terlupakan oleh kalbu. Bendera merah putih tegak karenamu pahlawan. Note: Ditulis pada hari pahlawan 10 November 2021 ❤️