Diary Dini (DiDi)
Asa Dibalik Badai Pasir
Dini Rosyada Mahmud
Langit masih kelabu dan bintang masih tampak sinarnya, suara
kicauan burung yang bertengger di pohon saling bersiulan terdengar hingga dalam bilik
kamarku. Seakan mereka mengajakku untuk beranjak pergi dari tempat yang empuk
ini. “Hoaam”, mataku berusaha membuka dan badanku sedang mengumpulkan tenaga untuk
bangun. Hawa subuh ini juga menerpa tubuh saat ku membuka selimut, dingin
sekali rasanya. Namun tak mengurangi niatku untuk bangun subuh ini, kulihat jam,
jarumnya menunjukkan pukul 04.00 WIB. Aku segera beranjak untuk bersiap-siap,
pagi ini aku akan berangkat pengabdian pertama ke sebuah sekolah. Jarum
berjalan menunjukkan pukul 05.00 WIB. Segera aku pergi ke kampus dan menunggu
teman-teman yang lain datang.
Sambil mengobrol bersama teman, tak terasa aku menunggu lumayan
lama karena kita akan berangkat bersama-sama. Jarum jam terus berjalan
menunjukkan pukul 06.00 WIB dan setelah semua datang, kita pun berangkat. Perjalanan
yang kami tempuh sekita 1,5 jam karena jaraknya yang jauh. Jarak yang kita
tempuh cukup ekstrim, berkelok-kelok dan curam karena tujuan yang kita tempuh
ada di atas gunung. Namun pemandangan yang disuguhkan alam sungguh indah
sekali, “MasyaAllah” sungguh besar ciptaanMu. Terlihat pepohonan yang besar dan
rindang, lereng gunung, perkebunan, dan sungai yang masih tampak alami.
Hari ini merupakan minggu pertama aku mengikuti
pengabdian akbar 1 bersama GEMAPEDIA (Gerakan Mahasiswa Peduli Pendidikan)
dibawah naungan Universitas Negeri Malang. Pengabdian Akbar 1 ini, aku bersama
kelompok mendapat bagian mengajar di SDN 2 Ngadas, Poncokusumo, Kabupaten Malang. satu kelompok
terdapat 12 LD untuk mengajar 6 kelas. satu kelas terdapat 2 LD yang masing-masing mendapatkan
tugas mengajar dan mengkondisikan siswa. LD merupakan kepanjangan dari Laskar
Dewantara sebutan untuk anggota GEMAPEDIA UM, yang juga mempunyai slogan “Gemapedia.
Bangga mendidik, mengabdi dan
menginspirasi anak bangsa”.
Lanjut lagi. Setelah 1,5 jam perjalanan, kita pun sampai
di SDN 2 Ngadas. Saat tiba kita disambut oleh adik-adik dan badai pasir. Pertama
aku melihat adik-adik semua menggunakan masker untuk melindungi hidung mereka
dari debu dan jaket untuk melindungi tubuh mereka dari dingin yang menggigit. Kedua
yang membuatku kaget, ada badai pasir. Angin disana cukup besar sehingga
pasir-pasir berterbangan kesana-kemari menerpa wajah kita. Namun kulihat
adik-adik tetap bermain dan menyambut kita didepan sekolah dengan ceria dan
antusias. Di SDN 2 Ngadas terdapat tiga ruang kelas, dimana satu ruang kelas
dibagi dua menggunakan sekat triplek kayu yang memisah dua tingkatan kelas. Aku dan temanku mendapat kesempatan mengajar
kelas tiga. Karena cuaca tidak mendukung, kita menyuruh adik-adik untuk masuk
ke dalam kelas.
Saat masuk ke kelas tiga, aku kaget saat lantai kelas
banyak sekali pasir, ini dikarenakan angin yang besar membawa pasir masuk ke
dalam kelas lewat pintu kelas yang tidak di tutup. Sebelum memulai pelajaran,
aku dan temanku maminta adik-adik membantu kita membersihkan kelas agar saat proses
pembelajaran mendapatkan kenyamanan di kelas. Adik-adik antusias membantu kita,
ada bagian yang membersihkan papan tulis, menyapu lantai kelas, dan
membersihkan debu di meja menggunakan kemucing. Setelah selesai, kelas terlihat
bersih dan rapi, aku menyuruh adik-adik duduk di tempatnya masing-masing karena
pelajaran akan dimulai.
Pertama,
aku mengucapkan salam dan bertanya kabar menggunakan yel-yel mereka semangat
untuk mengikuti kita. Tak lupa adik-adik berdoa sebelum memulai pembelajaran
dipimpin oleh salah satu siswa. Lalu aku berkenalan dengan adik-adik, di kelas
tiga terdapat 7 orang siswa, mereka bernama Franda, Sandra, Cristina, Aizul,
Budiono, Reza, dan Fatahul. Kebetulan hari ini Fatahul tidak masuk sekolah
karena sakit, sehingga tersisa enam adik-adik di dalam kelas. Meskipun cuaca
sedang tidak mendukung, namun semangat mereka tidak surut pergi ke sekolah
menggunakan masker dan jaket, terlihat pula mata mereka merah karena terkena
debu pasir yang berterbangan, aku salut, bangga, dan terharu melihat adik-adik.
Di
dalam proses pembelajaran kita tekankan pada literasi dengan mengajarkan
menulis, bercerita, dan membaca. Saat belajar, kita juga mengajak sambil bermain agar
adik-adik tidak merasa bosan dan memposisikan kita sebagai teman belajarnya. Pada
pembelajaran kali ini kita membahas tentang ciri-ciri makhluk hidup dengan
menggunakan beberapa media yang setiap medianya dapat difungsikan dan
dimanfaatkan oleh adik-adik sehingga pembelajaran aktif dan dalam pembelajaran
kita selalu memberikan apresiasi setiap adik-adik menjawab atau mengemukakan
pendapatnya dengan kata-kata yang positif seperti “Hebat atau pintar” sehingga
adik-adik merasa dihargai dan tidak takut berbicara. Tak lupa, disela-sela
pembelajaran kita melakukan ice breaking seperti tepuk 5 jari, tepuk semangat,
rolly polly yuk doa, dan gerakan oreo yang merupakan kreasi dari adik-adik. Adik-adik
terlihat senang dan tidak terasa jam istirahat tiba.
Pada
jam istirahat, kulihat adik-adik bermain bola di depan sekolah meskipun sedang
badai pasir. Lagi-lagi aku terharu, cuaca yang tidak mendukung tak menyurutkan
mereka untuk bermain bersama temannya. Setelah jam istirahat, aku dan temanku mengajak
adik-adik bermain “Sedang apa” di dalam kelas dengan membentuk lingkaran. Tujuan
kita mengajak bermain “Sedang apa” untuk melatih konsentrasi dan menambah kosa
kata adik-adik, kita bermain sekitar 20 menit dan terakhir mengajaknya
bernyanyi bersama-sama. Setelah selesai, adik-adik berdoa sebelum pulang yang dipimpin
oleh salah satu adik-adik. Lalu aku dan temanku membariskan adik-adik dengan
rapi dan bersalaman pulang.
Anakku... Ibu salut, terharu dan bangga atas pengabdiannya tuk anak negeri ini nak...
BalasHapusSemoga Allah selalu melindungi dan memberi yang terbaik tuk nandaku tercinta ..
Dan semoga sukses selalu ..Amin Ya Allah.
Amiin Ya Allah, terimakasih banyak doanya Bu 😘♥️
Hapusnarasinya seolah hidup. Aku membacanya seolah-olah ikut dilokasi dong, hehehe...
BalasHapusTerimakasih sudah membaca kak 😊🙏
HapusSemangat menulis Kadiv Sastraku
BalasHapus