Artikel Dini (TiDi)


“Ketimbang Ngemis Malang Penggiat Sosok Mulia”
Oleh Dini Rosyada Mahmud

Dokpri

Gerakan Mahasiswa Peduli Pendidikan (GEMAPEDIA) UM mengadakan kunjungan untuk bertemu komunitas Ketimbang Ngemis Malang (KNM) pada Sabtu pagi tanggal 16 November 2019 di Taman Slamet tepatnya jalan Gading Kasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Ngobrol santai di bawah rindangnya pepohonan beralaskan tikar, kami melebur dalam cerita. Komunitas Ketimbang Ngemis Malang bergerak di bidang sosial dengan tujuan mengapresiasi sosok mulia yang masih mau bekerja tanpa meminta-minta walaupun dengan keterbatasan yang di milikinya baik segi fisik maupun finansial, latar belakang berdirinya pada tanggal 12 Juni 2015 oleh Rizky Pratama seorang mahasiswa Jogjakarta, ceritanya ketika dia akan sholat Jum’at melihat ada nenek jualan perabotan rumah tangga, dia berfikir akan membeli setelah sholat Jum’at, namun ternyata nenek tersebut sudah tidak ada. Dari perasaan menyesal akhirnya mendirikan komunitas Ketimbang Ngemis. Komunitas ini berkembang pesat hingga 54 wilayah seluruh Indonesia. Ketimbang Ngemis Malang ini berdiri setelah 2 hari Ketimbang Ngemis Pusat berdiri, di dirikan oleh Aqidatu Firmanullah seorang mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) juga. Aqidatu sampai cuti satu tahun untuk menggerakan komunitas Ketimbang Ngemis Malang, yang awal pengikutnya hanya sedikit hingga pengikutnya banyak seperti sekarang.
Komunitas ini memiliki struktur pengurus mulai dari ketua, wakil ketua, HRD, sekretaris, bendahara, divisi survey sebagai pembuat jadwal pencari sosok mulia, divisi danus sebagai pencari dana dari garage sale dan preloved, divisi kreatif sebagai dokumentasi kegiatan, editor dan publikasi, divisi humas sebagai stakeholder. Kegiatan komunitas Ketimbang Ngemis Malang selama satu bulan di bagi pada setiap minggunya. Minggu pertama mencari sosok mulia, biasanya dari rekomendasi nitizen di sosial media atau survey di sekitar malang, survey dilakukan dengan wawancara sosok mulia dan datang ke rumahnya untuk melihat kondisi sebenarnya dan apa yang dibutuhkan agar saat memberi bantuan tepat sasaran. Minggu kedua melakukan garage sale biasanya di CFD saat hari minggu. Minggu ketiga membuka donasi akhir dalam bentuk uang, sembako atau bantuan yang dibutuhkan sosok mulia. Minggu keempat silaturahmi ke sosok mulia yang pernah di bantu oleh komunitas Ketimbang Ngemis Malang untuk melihat kondisi beliau. Ketika ditanya, “Apa pernah punya pengalaman salah target dalam memberikan bantuan?”. Mas Jul sebagai tim survey menjawab, “Tidak pernah, karena kita memberi bantuan tidak sembarangan. Tidak sekedar wawancara sosok mulia, tapi kita datang silaturahmi ke rumahnya, melihat kondisinya, dan layak memenuhi kriteria dulu”. Selain kegiatan, komunitas Ketimbang Ngemis Malang juga mempunyai dua acara besar. Yang pertama, acara Gathering nasional komunitas Ketimbang Ngemis seluruh Indonesia setiap tahunnya kumpul di satu tempat dan tahun ini Malang menjadi tuan rumah acara tersebut. Yang kedua, program kerja baru yaitu Festival Berbagi yang diadakan pada 26 Oktober 2019 tujuannya untuk mengumpulkan sosok mulia yang pernah dibantu agar masyarakat lebih dekat dan mengenal mereka. Komunitas Ketimbang Ngemis Malang punya cara agar meningkatkan rasa kekeluargaan, ketua umum mbak Asterina Nur Imania mahasiswa UB ini menjawab, “Memperbanyak waktu bertemu di luar KNM, misalnya main bareng, curhat, nonton film, makan-makan di basement, dan datang ke sempro atau wisuda anak KNM agar menumbuhkan rasa kekeluargaan”. Komunitas berbeda dengan organisasi, karena komunitas merupakan wadah untuk mengembangkan minat dan tujuan yang sama, sehingga untuk open recruitmen di sesuaikan dengan jumlah anggota jika kurang maka akan dibuka open recruitmen. Saat ini terdapat 40 anggota dari komunitas Ketimbang Ngemis Malang.
Nah ada pesan dan pesan yang di sampaikan dari anggota komunitas Ketimbang Ngemis Malang, Mas Jul mengungkapkan, “Ini passionku, suka dan salut melihat orang yang sudah tua tapi masih bekerja keras. Aku percaya seberapa rezeki yang Tuhan berikan kepada kita terdapat titipan rezeki beliau juga”. Selain itu, mbak Laily mahasiswa UM ini juga mengungkapkan, “Sebenarnya dulu di Lamongan juga ikut komunitas seperti ini memberikan bantuan tapi sasarannya semua yang dikasihani, aku kenal KNM dari temen tertarik karena komunitas ini memberikan bantuan sesuai sasarannya dan yang benar-benar membutuhkan”. Selain kesan dan pesan, mereka juga berbagi pengalaman menarik bertemu sosok mulia, salah satunya yang di ceritakan mas Yoga sebagai CO humas, “Sosok mulia inspiratif yang pernah saya temui yaitu penjual buku bekas di Lawang, beliau seorang kakek pensiunan guru yang mempunyai banyak buku sehingga dapat dijual. Yang membuatku terkesan di usia tuanya beliau tetap pintar, lancar berbahasa dan senang bercerita sejarah. Kabar terakhir beliau sakit sehingga anaknya yang bekerja di Jakarta harus kembali ke Lawang”. Hari ini kelompok kami  GEMAPEDIA UM belajar “Say No To Ngemis” dari komunitas Ketimbang Ngemis Malang, selagi masih di berikan umur dan kesehatan alangkah baiknya kita berusaha dan bekerja keras dulu dari pada meminta-minta, serta jangan ragu untuk tolong-menolong kepada sesama yang membutuhkan. Terimakasih kakak-kakak dari Ketimbang Ngemis Malang telah menginspirasi kami.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi

Puisi

Sastra Dini (TraDi)