Essay Dini (EDi)


"Cinta Lingkungan Dan Kreativitas Melalui Hasta Karya"
Dini Rosyada Mahmud



Sampah menjadi masalah lingkungan yang semakin serius, seiring bertambahnya waktu sampah bertambah banyak. Bahkan tak jarang, di sudut kota kita bisa melihat sampah yang berceceran. Sampah merupakan benda yang telah terpakai atau tidak berharga lagi yang ada di sekitar lingkungan masyarakat. Kurangnya rasa cinta terhadap lingkungan, keterampilan dan kesadaran masyarakat dalam mengolah sampah ini, yang sering menjadikan masyarakat mudah membuang sampah di sembarang tempat misalnya sungai atau selokan. Akibatnya, saat hujan akan terjadi banjir karena sungai atau selokan yang tersumbat oleh tumpukan sampah. Jika terus dibiarkan, akan menjadi “Senjata makan tuan” karena ulah masyarakat sendiri. Lalu apa yang harus kita lakukan untuk mengatasi masalah sampah?, mendengar pertanyaan itu seolah sampah tidak berguna lagi, namun siapa bilang?, kita bisa mengolah sampah menjadi karya melalui kegiatan “Hasta Karya”. Pertanyaan lain muncul, “Bagaimana memulainya dan menyadarkan masyarakat?, kita bisa melaluinya dari pendidikan.
Melalui pendidikan, kita dapat menanamkan keterampilan dan kesadaran masyarakat dalam mengolah sampah untuk generasi muda sebagai penerus pemimpin Bangsa ini. Sedangkan, pendidikan merupakan usaha sadar atau terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki sikap spiritual, pegendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Mulai dari Sekolah Dasar, siswa dapat ditanamkan mencintai lingkungannya dan perduli terhadap sampah di sekitarnya. Anak usia Sekolah Dasar 7-12 tahun merupakan masa emas belajar dan proses kognitif, kreatifitas, dan divergent thinking berada pada kondisi optimal. Penanaman karakter dan pengembangan keterampilan cinta lingkungan tepat di lakukan pada masa ini. Salah satunya, dengan melakukan kegiatan “Hasta Karya” di Sekolah Dasar.
Sampah organik maupun anorganik yang semula terbuang sia-sia, dapat dikelola ulang menjadi karya yang menarik baik memiliki nilai fungsi maupun keindahan. Salah satunya, dapat mengadakan kegiatan hasta karya dari bahan bekas. Apa itu “Hasta Karya”?, hasta karya merupakan kerajinan tangan. Untuk mengembangkan keterampilan cinta lingkungan, maka bahan untuk membuat hasta karya menggunakan bahan bekas. Seperti yang di lakukan oleh adik-adik kelas 3 di SDN Ngadas 2, mereka membuat hasta karya dari bahan bekas. Bahan-bahan bekas yang digunakan yaitu botol, sedotan, kardus, dan daun yang berada di sekitar sekolah untuk membuat hiasan dinding. Pengajar memberikan 1 contoh karya, lalu mereka berkreasi membuat hiasan dinding dengan bahan-bahan bekas yang sudah disiapkan. Tutup botol bekas yang semula tidak berguna, mereka susun menjadi kelopak bunga yang indah. Botol mereka jadikan vas bunga, sedotan mereka jadikan batang tumbuhan, daun yang ada di sekitar sekolah mereka tempel di hiasan dinding, dan kardus mereka jadikan alas hiasan dinding juga. Jadi, bahan-bahan bekas yang telah disiapkan tadi berguna semua dalam pembuatan hasta karya. Adik-adik terlihat senang dan antusias dalam pembuatan hasta karya dari bahan bekas ini. Dalam kegiatan ini, ditanamkan pula pendidikan karakter untuk mencintai lingkungan sekitarnya. Seperti membersihkan sampah yang berceceran di kelas dan lingkungan, serta memanfaatkan bahan bekas untuk hasta karya. Disini kita dapat mengubah pandangan sampah yang semula tidak berguna menjadi bernilai fungsi dan keindahan. Melalui pendidikan anak sejak dini usia Sekolah Dasar di tanamkan mencintai dan perduli terhadap lingkungannya agar mempunyai karakter yang baik senang menjaga kebersihan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi

Puisi

Sastra Dini (TraDi)