Diary Dini (DiDi)
Sehari di Kota
Proklamator
(Bagian 1: Hampir saja....)
Dini Rosyada Mahmud
Minggu subuh, "Tring...
Tring... Tring" suara alarm dari hpku berbunyi, aku semalam menyetel alarm pukul 05.00 WIB.
Alarm itu terus berbunyi menghantui telingaku mengusir tuk segera beranjak dari
kasur. Namun, mataku masih sulit terbuka. "Hoaam" rasanya masih
ngantuk, tapi aku harus bangun jika tidak aku akan ketinggalan keretaku. Lalu aku menata bantal, seprei dan selimutku serba
warna biru yang berantakan menjadi rapi seperti semula sebelum tidur. Tak lupa
ku tata buku dan laptopku yang berceceran karena semalam aku selesai
mengerjakan tugas kuliah. Aku segera menuju ke kamar mandi untuk mandi, airnya
terasa dingin sekali namun segar.
Setelah mandi, aku mengambil air wudhu, jam masih menunjukkan pukul 05.15 WIB
belum terlambat untuk sholat subuh. Aku berjalan kembali ke kamar, kupakai
mukenah warna hijau dan melakukan sholat subuh. Sholat subuh berakhir
pada rakaat kedua, lalu aku bercengkrama berdua dengan Allah agar kegiatanku
hari ini diberi kelancaran.
Setelah asyik bercengkrama, aku melepas mukenahku warna hjau, melipat
sajadahku, dan menaruhnya di dalam lemari. Kulihat HP ku sudah penuh daya
baterainya, kulepas charge dan kuhidupkan, aku langsung membuka chat Whatsapp
“Banyak sekali pesan yang belum sempat kubuka”, gumanku. “Rek dah bangun semua
ta?”, Sudah ada yang berangkat ke stasiun?”, dan bla bla bla. Segera kubalas chat
mereka aku belum berangkat ke stasiun, aku masih bersiap-siap memakai
kerudungku, memakai pdh kebanggaanku, mengisi botol air minum, dan lainnya,
serta menunggu temanku berangkat bersama ke stasiun kereta. Aku masih menunggu
beberapa menit temanku, jam menunjukkan pukul 06.30 WIB aku dan temanku
berangkat mmenuju ke stasiun kereta. Jarak stasiun kereta tidak terlalu jauh
dari kostku, mungkin sekitar 10 menit. Jalanan pagi ini masih sepi kendaraan,
sehingga tidak ada macet, mungkin karena ini hari minggu atau hari libur jadi
tidak banyak orang yang berpergian pagi. Aku dan temanku belum terlambat
datang, didekat stasiun kereta terdapat minimarket, kami mampir disana
senbentar. Sebelum berangkat aku memang belum sarapan, rencananya aku akan
membeli makanan dan susu yang bisa mengganjal rasa laparku selama diperjalanan.
Di minimarket, aku melihat terlebih dahulu kira-kira apa yang akan aku beli,
oke aku membeli 2 susu coklat dan onigiri rasa tuna mayo, sepertinya bisa
mengganjal rasa laparku di perjalanan selama dua jam. Segera aku ambil barang
yang akan kubeli ke kasir dan membayarnya, temanku pun juga membeli makanan di
minimarket.
Aku dan temanku melanjutkan perjalanan ke stasiun kereta yang jaraknya sudah dekat dari minimarket yang kami singgahi. Aku dan temanku memarkir sepeda motor dan langsung menuju ke dalam stasiun kereta. Di dalam stasiun kereta sudah ada 4 orang temanku yang menunggu, untung salah satu dari temanku yang datang terlebih dahulu sudah membeli tiket kereta sebanyak 8 orang, namun kami kebagian tiket kereta yang tidak ada tempat duduknya karena sudah habis dan penumpangnya penuh. Aku dan teman-temanku kebagian jadwal keberangkatan kereta pagi pukul 07.10 WIB berarti itu sebentar lagi. Sudah pukul 07.00 WIB, namun kedua temanku belum juga sampai di stasiun kereta. Aku dan kelima temanku menghubungi kedua temanku yang belum datang. Mereka berdua masih ada di perjalnan menuju stasiun kereta. Aku dan kelima temanku masih menunggu dan perasaan khawatir jika terlambat naik kereta akan ditinggal menghantui kami. Sekarang jam menunjukkan pukul 06.57 WIB, 3 menit lagi kereta akan berangkat. Orang-orang banyak yang mulai memenuhi gerbong. Detik waktu terus berjalan 2 menit lagi pukul 07.10 WIB, kami semakin khawatir ketinggalan kereta. Dan tiba-tiba... aku melihat mereka berdua berjalan cepat menuju kami, Alhamdulillah akhirnya datang dan kami berdelapan bisa berangkat bersama. Aku dan ketujuh temanku segera naik keatas gerbong.
Hampir saja....
Hayo cerita apa ini ya?
BalasHapus😘😍😙😁😊😆
Rahasia, tunggu bagian² selanjutnya ya 😊
BalasHapusBagus nak, semua bisa untuk menambah wawasan, semoga sukses selalu, amiin
BalasHapus